AGRARIA.TODAY — Perjalanan City of Randang sebagai branding Kota Payakumbuh menunjukkan progres yang cukup signifikan. Dalam beberapa bulan terakhir ini saja, langkah strategis yang dilakukan Pemerintah Kota Payakumbuh di bawah kepemimpinan Riza Falepi – Erwin Yunaz betul-betul all out, artinya semua dikerahkan demi terwujudnya Randang Payakumbuh dikenal dunia internasional, berbekal Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Randang yang hanya ada satu-satunya di Indonesia, bahkan dunia.
Wali Kota Riza Falepi, Senin (04/06), kepada media menyampaikan keberadaan Sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Randang Kota Payakumbuh berawal dari adanya kesulitan pelaku UMKM di Payakumbuh dalam menjual dagangan mereka karena tidak adanya standar produk saat itu, apalagi banyak sertifikat yang harus dipersiapkan mulai dari label halal, BPOM, ijin edar, hingga ISO.
“Bersyukurnya kami, Kementerian Perindustrian menyambut pemikiran ini dan akhirnya dapur bersama-sama ini bisa dibuat. Awalnya ada 22 UMKM Randang se Payakumbuh yang difasilitasi, dan ada sebagian kecil dari Kabupaten Limapuluh Kota,” terangnya.
Riza menambahkan, kehadiran Sentra IKM Randang berdampak besar kepada standar produk UMKM Randang Payakumbuh. Bagaimana mulai dari pengolahan, packaging, dan pemasaran semua diajarkan, agar bisa diterima di pasar nasional dan internasional.
“Bila saja tak ada Pandemi Covid-19 ini, tahun lalu jamaah haji sudah mengorder 480 ton randang, tapi akhirnya sampai sekarang masih tertunda. Mudah-mudahan tahun ini jamaah haji kita dapat berangkat ke tanah suci,” katanya
“Sementara, Sentra IKM Randang kita yang sudah didukung dengan peralatan yang sudah berstandar Nasional bisa memproduksi randang dalam jumlah besar yang siap di konsumsi oleh para jamaah haji kita,” tukuknya Riza.
School of Randang Di Kota Payakumbuh, Estafet Kearifan Lokal Sejak Dini
School of Randang yang digagas Pemerintah Kota Payakumbuh mulai menarik minat anak-anak sekolah. Mereka dapat belajar proses membuat masakan khas Minangkabau di dapur utama Sentra industry kecil menengah (IKM) Kota Payakumbuh yang terletak di Kawasan Padang Kaduduak. Mulai dari siswa/siswi tingkat SD sampai SMA se-kota Payakumbuh. Kegiatan itu dibuka pertama kali oleh Wakil Wali Kota Erwin Yunaz se tahun yang lalu.
Menurut Wakil Wali Kota Erwin Yunaz, sejak usia dini ini masyarakat harus mengenal dan mempelajari seluk beluknya ranah Minang, adat, budaya dan kearifan lokal seperti merandang ini harus dapat terjaga dan selalu lestari sampai kapanpun. School of Randang merupakan sebuah sarana dan wadah untuk siswa/siswi agar dapat mempelajari tentang marandang.
Tidak hanya itu, melalui kegiatan School of Randang ini, menurut Erwin Yunaz sekaligus sebagai ajang untuk memperkenalkan sentra industri Randang Kota Payakumbuh kepada seluruh siswa/siswi Kota Payakumbuh.
“Selain untuk belajar ilmu tentang bagaimana cara mengolah Randang, kegiatan ini juga sekalian untuk memperkenalkan keberadaan sentra industri Randang kota Payakumbuh, yang mana ini merupakan satu-satunya sentra industri Randang yang ada di Sumatra Barat,” ujar Erwin.
Makanya, kata Erwin Yunaz, Program School of Randang ini adalah program Pemerintah Kota Payakumbuh dalam rangka melestarikan budaya dan khas Minangkabau, yakni Randang. Erwin melihat semakin hari semakin banyak budaya-budaya baru yang datang dan mencoba merubah serta mempengaruhi tradisi dan karakter masyarakat, terutama dalam hal makanan khas.
“Kita ingin masyarakat khususnya generasi muda Kota Payakumbuh bisa meneruskan tradisi marandang kembali. Program ini bebas untuk siapa saja, masyarakat, organisasi, mahasiswa maupun pelajar SMK, SMP dan SD, silahkan masukkan surat permohonan melalui Disnakerin,” terang Erwin.
Seperti hal beberapa hari yang lalu, sebanyak 60 orang siswa kelas VI dan 5 guru pendamping dari SDIT Mutiara Kota Payakumbuh menjadi sekolah pertama yang mengikuti Program school of randang yang digagas oleh Pemerintah Kota Payakumbuh di Sentra IKM Randang Kota Payakumbuh.
“Dengan adanya Program School of Randang, kami bersama para guru SDIT Mutiara Hati sangat senang dan insyaallah sehabis acara ini kami akan sampaikan kepada ketua yayasan untuk mengikut sertakan pelajar tingkat SMP,” ujar Kepala SD Mutiara Hati Marnita Indra Dauly.
Sementara itu Kepala Disnakerin Kota Payakumbuh Yunida Fatwa yang mengatakan program ini sudah dipersiapkan sejak lama dan baru sekarang bisa terlaksana. Selama perjalanannya, prosedur terus dilengkapi dari administrasi sampai kelengkapan lainnya, tentunya rasa bahagia tersebut terasa hari ini.
“Kami berharap kedepannya layanan ini bisa dimanfaatkan tak hanya oleh masyarakat Kota Payakumbuh saja, mulai dari kelompok masyarakat, organisasi, wisatawan, mahasiswa maupun pelajar pun kami siap memfasilitasinya, silahkan bersurat dan sampaikan ke bidang sekretariat agar bisa diatur menurut jadwalnya,” kata Yunida.
“Atas nama dinas tentu kami sangat bersyukur atas dukungan dan suport dari pimpinan, apalagi melalui program ini kedepannya ilmu memasak dan tradisi marandang akan selalu terjaga dan lestari sampai anak cucu kita,” pungkasnya.
Rendang Payakumbuh dikirim ke mancanegara
Bulan lalu 15.000 bungkus Randang merk Mutiara yang diproduksi di Sentra Rendang Payakumbuh dilepas oleh Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi untuk diekspor ke Jerman dengan masa kontrak 10 tahun.
Erwin Yunaz mengatakan ekspor perdana Randang di bawah Koperasi Anak Nagari Minangkabau yang mengayomi UMKM Sumatera Barat ini merupakan pertanda baik, produk unggulan Kota Payakumbuh The City of Randang diterima oleh pangsa pasar mancanegara.
“Jumlah produksinya cukup besar dan akan bertambah terus,” kata Erwin.
Dijelaskan Erwin, Randang yang diterima untuk diekspor adalah randang yang diproduksi di Sentra IKM Randang Kota Payakumbuh, karena memang telah memenuhi standar kualitas ekspor dengan mengantongi sertifikasi internasional seperti ISO 22.000, HACCP, NKV, BPOM, dan lain sebagainya.
“Koperasi hadir untuk pemasaran, wadah membantu UMKM sama-sama mencari peluang memasarkan produknya. Kita melihat industri di Sumbar yang sudah dapat nama, tapi kita belum melihat marwahnya menjadi penguasa pasar. Ini adalah wujud yang perlu dikawal, pemerintah bekerja mengawal dan merealisasikan ini,” ujarnya.
Disamping itu, Erwin mengakui masih banyak UMKM yang mengadu kepada pemerintah, saat ini adalah zamannya berkolaborasi untuk berhadapan dengan orang-orang pelaku usaha yang besar di tingkat nasional dan internasional. Bahkan untuk mendapatkan pangsa pasar yang luas, pebisnis yang besarpun terjun ke market kecil.
“Dengan adanya koperasi, sebagai marwahnya orang minang. Banyak produk untuk kita kawal dan pasarkan, Randang salahsatunya. Randang adalah produk kecil, tapi bisa menghidupi negeri ini. Mengisi itu perlu kebijakan, harapan kita semoga gubernur dan kepala daerah lainnya di Sumbar bisa mengalokasikan anggaran untuk kemajuan koperasi,” harapnya.
Dari sisi Pemilik Randang Mutiara sekaligus Ketua Koperasi Anak Nagari Minangkabau, Fibrianti Katarina memaparkan untuk ekspor bumbu Randang ke Jerman ini pihaknya mempersiapkan segala sesuatunya selama setahun.
“Alhamdulillah, kontrak kita dengan Jerman selama 10 tahun, dan produk secara berkala dikirim per tiga bulan,” terangnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Jawa Timur Firman Tanjuang menyampaikan apresiasi atas berhasilnya ekspor bumbu Randang untuk ke dua kalinya ini ke Jerman.Selaku pembina koperasi ini, dirinya menyambut baik dan akan terus memberi motivasi kepada koperasi.
“Kami juga telah berkomunikasi dan berkolaborasi antara orang rantau dengan orang ranah. Kesepakatan kita adalah implementasi untuk bisa mengekspor Randang ini. Berikutnya akan ada kerja lainnya dengan daerah lain, dan kita terus mensupport. Apabila antara rantau dan ranah terjalin komunikasi yang baik, Insyaallah ekonomi Sumatera Barat meningkat,” pungkasnya.
#advetorialhumasdiskominfopayakumbuh
#payakumbuhcityofrandang