AGRARIA.TODAY – Penunjukan Pj Gubernur DKI Jakarta oleh Presiden Jokowi menjadi perhatian publik, bukan hanya karena seksi tapi juga strategis. Seksinya sosok Pj Gubernur pengganti Anies Baswedan ini karena posisi Jakarta sebagai barometer politik nasional di tengah trauma polarisasi politik yang masih bersisa.

16 Oktober mendatang menajdi hari akhir masa jabatan. Maka Presiden Jokowi dalam menunjuk sosok Pj Gubernur yang cocok untuk kebutuhan transisi menata Jakarta sebagai kota masa depan. Siapakah sosok yang layak dipertimbangkan oleh Presiden Jokowi untuk mengawal transisi, mengingat jabat PJ yg hampir 2 tahun dan akan berhadapan dengan tahun politik dan dimensi kerawanan akan hal tersebut seperti, polarisasi, RUU IKN, dan stabilitas politik serta krangka program kerja berkelanjutan harus di tunaikan, tentu DKI Jakarta membutuhak sosok PJ yg punya pengalaman dan memiliki jiwa kepemimpinan.

Baca juga  Nostalgia Dua Danjen Kopassus

Kata Rakyat, JPPR dan kompok milenial Jakaeta dalam beberapa kajian nya memberikan analisis dan rekomendasi terkait PJ Gubernur sebagai berikut:

1. PJ Gubernur DKI Jakarta harus memiliki pengalaman dan jiwa kepemimpinan, serta mengerti kondisi otonomi jakarta.
2. PJ Gubernur DKI Jakarta harus peka dan sensitif terhadap keberpihakan generrasi milenial jakarta.
3. Rakyat DKI Jakarta membutuhkan sosok PJ yg bersih dari dugaan korupsi, serta latar belakang rekam jejak yg bersih.
4. PJ Gubernur DKI Jakarta di hadapkan pada PR besar, harus menyelesaikan RUU IKN (UU No 3 IKN, UU No 29 DKi Jakarta)
5. Sosok PJ Gubernur harus berpengalaman dalam bidang legislasi dan mampu bersinergi dengan kememdagri dan DPR RI.