Tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi (Foto: Dok. Ist)

 

Saya rasa dengan konsep ini dan saya punya keyakinan sepanjang tidak ada permainan rente dan sejenisnya terhadap pembangunan jalan tol Padang – Pekanbaru, akan ada investor yang mau dan tertarik berinvestasi.
Riza Falepi

Walikota, Payakumbuh

 

Baru-baru ini ketika berkunjung ke Sumatera Barat, Presiden RI meletakkan batu pertama pembangunan jalan tol dari Padang ke Pekanbaru. Selaku masyarakat kita tentu senang jika terwujud, karena jalan yang ada saat ini sudah tidak mampu menambah beban kendaraan yang ada. Sebab, jumlah kendaraan sudah sangat jauh bertambah dibandingkan dengan laju penambahan atau pelebaran jalan.

Disisi lain ini berkah, sebab secara kasat mata, saya berfikir seperti orang kebanyakan di Ranah Minang khususnya Payakumbuh, dengan adanya jalan tol tersebut, waktu tempuh ke Bandara Internasional Minangkabau (BIM) bisa 1 s.d 2 jam. Mungkin bagi warga di Kota Padang, hal ini tidak begitu terasa manfaatnya, tapi bagi warga Payakumbuh, Bukittinggi atau masyarakat di daerah sekitar pembangunan jalan Padang – Pekanbaru sangat bermanfaat.

Baca juga  Perspektif Bisnis Dan Ham Kasus Rempang Eco City

Sebagaimana kita ketahui, terkait rencana pembangunan jalan tol ini, terjadi pro dan kontra di masyarakat kita. Ada yang setuju dan ada yang menolak. Bahkan sebagian ada yang memberi usulan lain berupa mengaktifkan kembali jalur kareta api.

Untuk yang menolak tentu sebaiknya menyertakan dengan solusi. Sebab bagaimanapun,  dari realitas yang ada, kita perlu solusi dari ketimpangan jalan dan volume kendaraan.

Apalagi dari sudut pandang pemerintahan, kita harus berfikir bagaimana memberi pelayanan yang terbaik bagi masyarakat. Apalagi ditataran pemerintah pusat yang tengah gencar membangun infrastruktur ditengah keterbatasan dana APBN, tentu skala prioritas akan menjadi pertimbangan utama. Tidak mudah mengakses dana APBN untuk proyek infrastruktur besar seperti jalan tol. Kesempatan ini tentu tidak boleh disia-siakan.

Pertanyaan kemudian adalah, apa imbal balik atau nilai tambah perekonomin dari keberadaan jalan tol ini bagi kita di Sumatera Barat.

Sebagai orang di pemerintahan Dalam posisi saya sebagai kepala Daerah, saya melihat tentu ada dampak ekonomi bagi kita. Salah satunya adalah dampak positif bagi perkembangan pariwisata Ranah Minang.

Baca juga  Finalisasi Payakumbuh Dalam Angka 2019, BPS dan Diskominfo Gelar FGD

Sumatra Barat yang kurang memiliki kekayaan sumber daya alam tapi Minang memiliki potensi beragam kekayaan pariwisata nan rancak menjadi andalan.

Saya melihat, prinsip utama dalam  memajukan pariwisata khususnya meningkatkan kunjungan wisatawan ada dua hal. Pertama daya tarik wisata itu sendiri dan kedua aksestabilitas.

Kalau daya tarik wisata kita, kita di Sumbar sudah cukup bagus. Menjualnya tidaklah sulit. Akan tetapi kita punya problem dipoin kedua, yaitu aksestabilitas. Kebanyakan objek wisata strategis kita jauh dan lama dijangkau dari bandara.