AGRARIA.TODAY – Perlu adanya kerja kongkrit untuk memperkuat semangat kebangsaan. Demikian kesimpulan Diskusi Publik bertema “Peran Alumni Kampus Sebagai Penggerak Toleransi Untuk Memperkuat Semangat Kebangsaan” di Jakarta (22 April 2022).
Diskusi yang dihadiri oleh para aktivis dan mahasiswa diselenggarakan oleh Komunitas Alumni Orange Atma Jaya Jakarta dalam rangka merayakan Paskah dan silaturahmi sesama aktivis .
Hadir sebagai pembicara sejumlah aktivis yaitu Bolean Silalahi yang merupakan Alumni Atma Jaya Jakarta, Deni Iskandar Alumni UIN Jakarta, Fulgentius FN Alumni STF Driyarkara dan Ronald Octo Ruff Alumni Atma Jaya Yogyakarta.
Bolean Silalahi menekankan kegiatan yang bisa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari sebagai implementasi nilai-nilai Pancasila sehingga komunitas alumni harus bergerak lewat banyak cara yang nyata.
“Saya lebih suka para alumni kampus itu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila secara kongkrit dengan melakukan kegiatan-kegiatan nyata langsung ke masyarakat dan memberi kesadaran untuk lebih mendalami Pancasila dan menjauhkan ajaran-ajaran radikal,” Ujar Alumni Atma Jaya angkatan 1981 ini.
Sementara itu, Deni Iskandar mengungkapkan bahaya minimnya literasi sehingga masyarakat banyak mendapat informasi negatif dan berkembangnya hoax di sosial media.
“Literasi yang diperoleh masyarakat sangat minim, sehingga mudah sekali terkena hoax ataupun informasi negative yang memang banyak sekali bertebaran di media sosial. Sehingga sebagai alumni kampus yang peduli kita bisa mengangkat lebih banyak hal-hal positif di media,” ujar penulis buku “Katolik Di Tanah Santri” ini.
Senada dengan kedua pembicara awal, Fulgentius menambahkan perlunya menyaring konten yang ada di dalam masyarakat dan perlu diingatkan pentingnya peran keluarga untuk memilah media mana yang cocok.
“Masyarakat harus mampu menyaring konten, untuk itu peran keluarga sangat penting untuk melakukan pendidikan memilah media mana yang cocok,” Ujar aktivis 98 ini.
Sebagai perwakilan Alumni Yogyakarta, Ronald Octo menyampaikan perlunya kegiatan konkrit sebagai bagian menjaga toleransi dan kebinekaan dalam masyarakat.
Turut hadir pula Ignatius Indro, Ketua Umum PSTI (Paguyuban Suporter Timnas Indonesia) yang melengkapi diskusi tersebut. Menurutnya kegiatan olah raga yang diikuti pemuda lintas agama sangat diminati dan mempunyai dampak positif memperkuat semangat kebersamaan.
“Saya meyakini, sepak bola adalah salah satu alat toleransi dan pemersatu bangsa, contohnya saat tahun 2016 dimana adanya pilkada yang paling brutal sepanjang sejarah bangsa ini, saat itu ada Piala AFF, Kapten Timnas kita Boas Salosa, seluruh masyarakat tetap mendukung timnas tanpa melihat lagi agama ataupun asal pemain kita termasuk Boas, semua bersatu dalam kebersamaan,” ujar Indro yang juga aktivis 98 ini.
Komunitas Alumni Orange Atma Jaya yang terbentuk sejak 2019 mempunyai misi memelihara semangat kebangsaan sesuai Pancasila dan NKRI. Rencana ke depan, akan lebih banyak lagi membuat kegiatan rutin dan lebih luas.