Finding Nemo adalah sebuah film animasi grafik komputer Hollywood yang menyabet penghargaan Academy Award. Dirilis pada 30 Mei 2003 di Kanada dan Amerika Serikat. Pemain utamanya Albert Brooks, Ellen DeGeneres, Alexander Gould, Willem Dafoe, dengan sutradara Andrew Stanton.
Wikipedia mencatat pendapatan kotor film ini untuk Domestik $339,714,978, Dunia: $864,625,978 disertai penjualan DVD lebih dari 40 juta kopi.
Catatan ringan ini saya bagikan bukanlah untuk meresensi film sarat petuah moral tersebut.
Pagi ini, 27 Oktober 2019, mendarat di Ambon bersama Kepala BNPB Doni Monardo dan Gubernur Maluku Murad Ismail (keduanya Tidar Nusantara 85, Doni TNI AD, Murad Polisi) saya diajak mampir di Hatchery Balai Pembenihan Waeheru, sekitar 20 menit dari Bandara Pattimura Ambon.
Ternyata di tempat inilah ikan nemo disemai, dirawat dan kemudian diekspor ke mancanegara. Singapore salah satu tujuannya. Seekor nemo mungil dihargai sekitar 10 USD. Sebuah angka yang menggiurkan.
Saya sempat nguping, membenihkan ikan nemo bisa dengan cara sederhana. Peralatan yang dibutuhkan modalnya 6 sampai 8 jt rupiah dengan total bibit 500 ekor nemo. Dengan asumsi berhasil cukup 300 ekor saja, maka kalau harga satuannya adakah 100 ribu rupiah (bisa 140 rb, jika mengacu kurs dolar US), maka bisa dipetik hasil 30 juta rupiah dalam waktu empat bulan. Kalau mau untung lebih banyak, ya silahkan ditambah sendiri hitungan modalnya.
Weits, tunggu dulu. Tak hanya ikan nemo. Pembenihan ikan konsumsi juga ada, diantaranya kerapu macan, kerapu tikus, kakap putih dan bobara. Harganya tentu setara lezatnya ketika sudah terhidang di restoran di luar negeri.
Saya langsung menelpon anak saya Ibar yang ketika kecil sangat lahap menonton Finding Nemo. Saya sampaikan ikan dalam film itu ada di Ambon, di negeri kita. Sesuatu yang sama sekali saya tidak ketahui sebelumnya. Di seberang sana Ibar tertawa bangga dan berkomentar singkat: hebat.
Dalam hati saya bergumam, ternyata inilah salah satu “emas biru” yang digagas Kodam Pattimura saat Doni Monardo menjabat Pangdam. Sebuah program mensejahterahkan rakyat yang tak boleh terputus.
Selamat pagi dari Ambon, salam maknyus kuliner papeda
Egy Massadiah