Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) lakukan upacara dalam rangka memperingati Hari Ibu ke 90, di Lapangan Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Rabu (26/12). Makna Peringatan Hari Ibu (PHI) ke 90 ini menunjukkan bahwa perjuangan kaum perempuan Indonesia telah menempuh jalan panjang dalam mewujudkan peranan dan kedudukannya untuk kehidupan berbangsa dan bernegara menuju kemerdekaan Indonesia yang aman, tenteram, damai, adil dan makmur.

“Hakekat PHI setiap tahunnya adalah mengingatkan seluruh rakyat Indonesia, terutama generasi muda akan arti dan makna Hari Ibu sebagai sebuah momentum kebangkitan bangsa, penggalangan rasa persatuan dan kesatuan serta gerak perjuangan kaum perempuan yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Untuk itu sebagai apresiasi atas gerakan yang bersejarah itu, PHI ditetapkan setiap tanggal 22 Desember sebagai hari nasional bukan hari libur,” ujar Arie Yuriwin, Direktur Jenderal Pengadaan Tanah Kementerian ATR/BPN saat membacakan naskah sambutan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia.

PHI diharapkan mendorong semua pemangku kepentingan untuk memberikan perhatian, pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan, juga dapat membawa pengaruh positif bagi peningkatan kualitas hidup, pemenuhan hak dan kemajuan perempuan. Di lain sisi juga memberikan keyakinan yang besar bahwa perempuan apabila diberi peluang dan kesempatan mampu meningkatkan kualitas hidupnya serta mengembangkan segala potensi dan kemampuan yang dimilikinya.

Baca juga  Utusan Khusus PBB Tinjau Kesiapan Lokasi Lapangan GPDRR di Bali

“Saat ini bahkan terbukti perempuan dalam berbagai dimensi kehidupan berbangsa dan bernegara, mampu menjadi motor penggerak dan motor perubahan (agent of change). Perempuan Indonesia masa kini adalah perempuan yang sadar dan memahami memiliki hak dan kewajiban yang sama dengan laki-laki,” ujar Arie Yuriwin.

Prinsip kesetaraan yang mendasari tentang pentingnya pembagian tugas, peran dan tanggung jawab yang seimbang antara perempuan dan laki-laki mulai dari lingkup keluarga, masyarakat bahkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Perempuan dan laki-laki keduanya adalah parthnership sekaligus sumber daya insani yang menentukan keberhasilan Pembangunan Nasional.

PHI ke 90 Tahun 2018 mengusung tema Bersama meningkatkan peran perempuan dan laki-laki dalam membangun ketahanan keluarga untuk kesejahteraan bangsa. Tema ini dibangun dengan melihat situasi dan kondisi bangsa Indonesia Tahun 2018 dan menyelaraskan dengan arah kebijakan pembangunan PP dan PA (Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak) sebagaimana telah tercantum dalam RPJMN 2015- 2019 serta mewujudkan Nawa Cita sebagai salah satu agenda Nasional.

Baca juga  Risma: Pengawasan Ketat Membuat Kecenderungan Kasus COVID-19 di Surabaya Turun

Berbagai persoalan sosial saat ini marak terjadi, dan berdampak kepada kehidupan masyarakat, khususnya perempuan dan anak, seperti terjadinya kekerasan, bentuk-bentuk perlakukan diskriminatif, dan lain-lainnya. Tentunya diperlukan berbagai cara untuk dapat mencegahnya.