Sudan telah dilanda kerusuhan politik sejak militer menggulingkan pemimpin kawakan Omar Al-Bashir pada April, dan puluhan demonstran tewas selama protes di jalan.
Saat berita mengenai kesepakatan tersebut beredar, orang mulai berkumpul di Jalan Nile, tempat utama di Khartoum, kata Reuters –yang dipantau Antara di Jakarta, Sabtu siang. Mereka membunyikan klakson mobil dan berteriak dalam perayaan.
“Kita menang!” demikian teriakan sebagian orang sementara yang lain menyanyikan lagi nasional.
Lebatt mengatakan wakil dari kedua pihak –kelompok sipil pro-demokrasi dan militer– dijadwalkan melanjutkan pembicaraan pada Sabtu mengenai perincian teknis kesepakatan itu.
Tim teknis dan hukum masih perlu menetapkan kerangka waktu bagi deklarasi tersebut diberlakukan dan bagi pengangkatan pemerintah nasional.
Segera setelah pemerintah peralihan mulai bekerja, Sudan memasuki masa peralihan tiga-tahun –yang direncanakan mengarah kepada pemilihan umum.
Dua poin yang menjadi pertengkaran ialah peran Dinas Intelijen Umum Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF), grup paramiliter paling tangguh di negeri itu.
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Maria D Andriana
COPYRIGHT © ANTARA 2019
Artikel ini pertama kali tayang di Antaranews.com