Mempercepat laju pembangunan di Indonesia tidak terlepas dari tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM).  Di berbagai universitas ada dua puluh lima ribu program studi yang sudah diajarkan.

”Ke depan kami sedang menghitung SDM per studi itu disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan,” kata Prof, Dr. Ali Ghufron, M.Sc,Ph.D, Direktur Jenderal Sumber Daya Pengetahuan , Teknologi dan Pendidikan Tingi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, kepada majalah Agraria dan Agraria. Today, Senin,1 Oktober 2018.

Dengan adanya perhitungan itu, imbuh Ali Ghufron, kebutuhan perbidang SDM sudah dapat diantisipasi. ”Jangan sampai kita menghasilkan SDM yang tidak dibutuhkan atau sebaliknya, SDM yang dibutuhkan tidak dihasilkan.”

Pemenuhan akan SDM pembangunan Indonesia berkelanjutan khususnya di bidang agrarian, kemaritiman dan ketahanan pangan atau dengan istilah food menjadi perhatian khusus. Dalam hal ini, Kementerian Pendidikan Tinggi, sudah punya hitung-hitungan hingga tahun 2024.

”Bidang kesehatan juga demikian, insinyur, dan tenaga pengajar,” papar Ali Ghufron.

Dalam bidang pertanian, nantinya disiapkan SDM bukan saja bagaimana menanam dan memetik hasilnya tetapi juga disiapkan SDM yang membuat produk pertanian itu bernilai tambah.

Baca juga  Gubernur Papua bentuk tim selesaikan masalah diskriminasi Papua

”Misalkan, bagaimana produk pertanian itu mempunya nilai tambah dalam pengolahan dan pengemasannya. Kesiapan SDM itu tentunya di bidang yang menguasai teknologi pengolahan pangan,” kata Ali Ghufron yang kini menjabat Rektor Universitas Trisakti Jakarta.

Dari segi peningkatan kuantitas dan kualitas produksi pangan, Ali Ghufron, menceritakan penemuan yang dilakukan Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), telah menemukan beras yang kualitasnya bagus, rasanya pulen, dan awet disimpan dalam waktu yang lama.

”SDM di bidang nuklir untuk memeroleh hasil berkualitas sudah ada, dengan menggunakan teknologi nuklir,” ucapnya.

Dalam penyiapan SDM ke depan diberlakukan pendidikan ilmu pengetahuan yang diseuaikan dengan kebutuhan daerah setempat. Di Ambon sudah dibangun politeknik di bidang Migas. Kelak hasil pendidikan di Politeknik itu keilmuannya dimanfaatkan bagi pengeboran minyak di blok Marsela di kawasan laut Indonesia Timur.

”Demikian juga di Semarang di bangun Polimarine, Bangganya belum selesai kuliahnya mereka sudah banyak yang memesan untuk memperkerjakannya,” kata Ali Ghufron.

Penyiapan SDM berkelanjutan itu, pemerintah meresmikan program kebijakan Four in One. Empat universitas dalam satu projek yang disebut dengan Pusat Unggulan Iptek (PUI). Keempat universitas itu adalah Universitas Jember, Universitas Mulawarman Banjarmasin, Universitas Malang, dan Universitas Sultan Agung Tirtayasa Banten.

Baca juga  IMM: Seorang mahasiswa tewas menunjukka adanya pelanggaran kemanusiaan

Keempat universitas tersebut akan mendalami bidang masing-masing, di antaranya bidang kopi, coklat, produk perkebunan, tropis dan pertanian lainnya. Keempatnya itu akan menjadi centre of exelence, pusat penelitian unggulan di bidang pertanian. [Didang | Agraria Today]