Untuk ketiga kalinya, Presiden Joko Widodo menjajal moda raya terpadu (MRT) menjelang diresmikan. Kali ini, Kepala Negara ditemani oleh Ibu Negara Iriana Joko Widodo.

Selepas menyaksikan pengucapan sumpah hakim Mahkamah Konstitusi dan pelantikan Duta Besar RI untuk Nigeria di Istana Negara pada Kamis, 21 Maret 2019, Presiden beserta Ibu Negara langsung bergerak menuju halte Monumen Nasional.

Berbeda dengan sebelumnya, kali ini Presiden memilih menggunakan bus Transjakarta menuju stasiun MRT. Keduanya tiba di halte Monas sekira pukul 17.00 WIB di mana biasanya pada jam-jam tersebut jalan raya dan bus Transjakarta dipadati warga yang hendak kembali ke rumah selepas bekerja.

Tak pelak, para pengguna layanan bus Transjakarta tampak kaget dengan kehadiran Presiden dan Ibu Iriana yang didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi serta Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Mereka tak ingin kehilangan momen tersebut dan langsung mengeluarkan gawainya masing-masing sambil berebut untuk berfoto bersama.

Presiden dan Ibu Negara tiba di depan Hotel Pullman setelah menempuh 15 menit perjalanan dengan bus Transjakarta.

Baca juga  Margarito: Penerbitan Perppu jangan rusak sistem demokrasi

Saat lampu bagi pejalan kaki berubah warna dari merah menjadi hijau, Presiden melintasi pelican crossing berdampingan dengan Ibu Iriana. Tiba di pemisah jalan M.H. Thamrin, Presiden berhenti sejenak menunggu lampu pejalan kaki kembali menyala hijau untuk langsung menyeberang menuju stasiun MRT Bundaran HI.

Setibanya di stasiun MRT tersebut, keduanya kembali mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat yang juga ingin menjajal moda transportasi massal yang diyakini akan membawa perubahan dan budaya baru bagi warga Ibu Kota.

“Kan hanya menyeberang 10 meter sudah sampai. Itu terintegrasi namanya,” kata Presiden saat dimintai keterangannya oleh para jurnalis.

Dirinya berharap bahwa dengan semakin tersambungnya sejumlah rute perjalanan dan disertai dengan integrasi moda transportasi massal lainnya, masyarakat akan semakin nyaman untuk beralih menggunakan layanan transportasi umum.