(Sumber: Dok. Ist)

“Kita sudah ekspor lebih dari 113 negara. Trend ekspor juga meningkat. Khusus untuk pasar ekspor buah ke China masih perlu dipacu lagi. Indonesia baru bisa memasukkan 5 komoditas buah yaitu pisang, salak, lengkeng, manggis dan buah naga,” tegasnya.

Sesuai dengan arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, lanjut Suwandi, Kementan terus melakukan perbaikan sistem distribusi, logistik dan pemasaran produk hortikultura. Ditjen Hortikultura sudah mengembangkan aplikasi bernama SARTIKA untuk menghubungkan produsen, pelaku, pemasar, hingga lembaga sertifikasi.

“Saat ini juga tengah dibangun pusat grosir hortikultura modern di Sidoarjo yang mengkoneksikan antara hasil pertanian dengan konsumen strategis seperti perhotelan, restoran, chef, perusahaan katering, tokoh buah modern, supermarket, grosir, bahkan langsung terhubung dengan pasar ekspor dengan membangun warehouse dan wholesale produk Indonesia di Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Jepang dan lainnya,” kata Suwandi.

Baca juga  Bersama GEMPITA, Bupati Garut Canangkan Sentra Bawang putih

Direktur Government Relations and External Affair PT Great Giant Pineapple (GGP) Lampung, Welly Soegiono, menekankan pentingnya pemetaan pasar dan kemitraan dalam pengembangan hortikultura nasional.

Produksi hortikultura harus berorientasi pasar supaya petani mendapat kepastian harga dan pemasaran. Perencanaan produksi hortikultura harus berbasis kebutuhan pasar, bukan sebaliknya pasar yang dipaksa membeli apa yang bisa diproduksi.

“Kami di GGP sudah mengembangkan kemitraan berbasis corporate shared value dimana kami tidak hanya berperan sebagai off-taker, tetapi juga melakukan pendampingan bagi petani mulai dari penanaman, perawatan, panen, pengepakan, distribusi hingga pemasarannya,” ujar Welly.