AGRARIA.TODAY – Kenaikan harga tiga komoditas utama yakni jagung, telur ayam ras, dan daging ayam ras masih menjadi perhatian pemerintah. Hal ini diungkapkan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian pada Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah di Gedung Sasana Bhakti Praja, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Jakarta, Senin (10/7/2023).

“Ada beberapa komoditas yang minggu lalu menjadi atensi bagi kita yaitu harga jagung di tingkat peternak, kemudian daging ayam ras dan telur ayam ras,” katanya.

Mendagri menjelaskan, saat ini pihaknya telah melakukan rapat teknis dengan kementerian/lembaga (K/L) seperti Badan Pangan Nasional (Bapanas), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Bulog, asosiasi peternak, dan asosiasi petelur. Rapat ini dilalukan untuk melihat lebih lanjut penyebab utama kenaikan harga tiga komoditas tersebut, sekaligus membahas langkah pengendaliannya. Pihaknya juga bakal menggelar rapat lanjutan terutama untuk membahas rekonsiliasi data.

“Apakah permasalahannya di pakan yang naik, jagung, atau masalah tata niaga distribusi dan tata niaga yang melibatkan rantai distribusi, mulai dari produsen besar, kemudian distributor, sampai ke tingkat pengecer. Nah ini yang akan dilanjutkan nanti hari Rabu rapatnya,” jelas Mendagri.

Sementara itu di tempat yang sama, Deputi III Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto memaparkan, ada beberapa faktor yang membuat tingginya harga jagung. Salah satu isu utamanya yaitu saat ini belum memasuki musim panen raya atau panen tidak merata seluruh Indonesia sehingga harga melonjak.

Baca juga  Kemendagri Raih Penghargaan Anugerah Parahita Ekapraya

Terkait hal itu, dirinya menambahkan, ada beberapa upaya mitigasi yang bisa dilakukan seperti mendorong penggunaan cadangan pangan pemerintah. “Semoga Bulog bisa segera merealisasikan sehingga kita bisa melakukan intervensi manakala harga jagung tinggi di konsumen, dan kita juga menghubungkan asosiasi peternak dengan produsen jagung di wilayah surplus,” jelasnya.

Sedangkan untuk masalah kenaikan harga daging ayam ras, pihaknya menegaskan, salah satu penyebabnya adalah adanya peningkatan permintaan akibat pulihnya kegiatan ekonomi masyarakat. Selain itu, telah terjadi kenaikan harga input produksi seperti jagung pakan, soya bean meal, dan bahan baku impor lainnya.

“Untuk upaya mitigasi kita mendorong adanya cadangan jagung pemerintah, menghubungkan asosiasi peternak dengan asosiasi perusahaan daging ayam ras misalnya Aprindo (Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia), Arphuin (Asosiasi Rumah Potong Hewan Unggas Indonesia), dan rumah potong lainnya untuk membeli sesuai harga acuan dalam periode tertentu hingga harganya membaik,” pungkasnya.