AGRARIA.TODAY – Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Suhajar Diantoro menyampaikan apresiasi kepada SETARA Institute atas sumbangsih dan kiprahnya dalam membantu tugas negara. SETARA Institute beserta pihak-pihak lainnya dinilai telah bekerja maksimal dalam mendorong terwujudnya kehidupan yang nyaman bagi masyarakat, melalui penilaian Indeks Kota Toleran (IKT).

Demikian disampaikan Suhajar saat membuka Launching dan Penghargaan Indeks Kota Toleran Award 2021, di Hotel Ashley, Jakarta, Rabu (30/3/2022).

Suhajar menuturkan, kehidupan yang nyaman dan bahagia merupakan aspek penting yang telah ditekankan para pendiri bangsa. Menurutnya, di masa silam para pendiri bangsa telah berjanji untuk melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan ketertiban dunia.

“Komitmen pendiri negara untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia, siapa pun yang bernapas di atas tanah tempat kita memimpin diberi amanah berkuasa, di situlah pundak kita memikul beban melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,” terang Suhajar.

Dirinya menambahkan, filosofi tersebut yang mendasari SETARA Institute untuk tampil membantu tugas negara. Untuk itu, Suhajar menyampaikan pesan dan ucapan terima kasih dari Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian atas peran yang telah dilakoni tersebut.

Menurut Suhajar, negara Indonesia merupakan milik bersama. Oleh karena itu, dalam rangka mengimplementasikan semangat kemerdekaan Indonesia, berbagai pihak dapat menjalankan peran masing-masing sebagai bentuk tanggung jawab bersama.

Baca juga  Kemendagri Apresiasi Daerah atas Torehan WTP dengan Menggunakan SIPD Secara Penuh

“Nah kita berbuat baik untuk hal-hal yang lebih baik untuk meneruskan cita-cita pendiri bangsa kita. Sempurnakah? Ya belum, tapi kita harus berusaha untuk membuat lebih baik,” beber Suhajar.

Dalam kesempatan tersebut, Suhajar mengungkapkan saat ini kecenderungan orang-orang untuk tinggal di kota masih terbilang tinggi. Hal ini, kata dia, berpotensi menurun apabila digitalisasi telah diterapkan secara menyeluruh ke berbagai pelosok nusantara. Apalagi jika digitalisasi tersebut dapat diimplementasikan di sektor pertanian, maka masyarakat relatif memilih untuk menahan diri tidak berpindah ke kota.

Suhajar melanjutkan, saat ini kehidupan di kota dinilai cukup nyaman, karena pelayanan dan akses terbilang mudah. Ditambah lagi, perkotaan merupakan pusat pertumbuhan perekonomian, sehingga diharapkan dapat memacu pengembangan daerah atau kabupaten di sekitarnya lebih optimal. Di lain sisi, Suhajar mendorong agar pemerintah kota dapat meningkatkan kenyamanan di daerahnya. Sebab, hal ini dinilai akan memacu berbagai masyarakat untuk mengunjungi kota tersebut.

“Jadi tumpuan hidup orang lebih banyak di kota. Walaupun dia punya rumah di pedesaan, dia akan datang nanti ke kota melihat taman-taman yang dibangun, kuliner pada Sabtu dan Minggu. Begitulah kira-kira model kehidupan kita ini,” tambahnya.

Suhajar menyadari, tanggung jawab untuk membuat perkotaan menjadi lebih nyaman tidaklah mudah. Karena itu, tambah Suhajar, Kemendagri dan pihak-pihak terkait mendukung SETARA Institute untuk memacu semangat pemerintah kota dalam melahirkan kota yang lebih toleran. Upaya tersebut diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kota lainnya untuk menciptakan daerah yang nyaman, toleran, dan mampu mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila.

Baca juga  Wamendagri Tanamkan Spirit Pamong pada Praja Baru IPDN

“Selanjutnya (cara ini diharapkan) dapat mempromosikan kota-kota yang dianggap berhasil membangun dan mengembangkan toleransi di wilayahnya masing-masing, sehingga dapat menjadi pemicu bagi kota-kota lain untuk turut bergegas mengikuti, membangun, dan mengembangkan toleransi di wilayahnya masing-masing,” tandasnya.

Adapun berdasarkan hasil penilaian IKT 2021, dari 94 kota yang dinilai, diketahui sebanyak 10 kota mendapat skor toleransi tertinggi se-Indonesia. Kota dengan peringkat pertama yakni Singkawang. Sementara peringkat kedua dan ketiga, masing-masing yakni Manado dan Salatiga. Sedangkan untuk peringkat keempat hingga kesepuluh, di antaranya Kupang, Tomohon, Magelang, Ambon, Bekasi, Surakarta, dan Kediri.