AGRARIA.TODAY – Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA mengapresiasi peran para tenaga kesehatan (Nakes) serta sumber daya manusia (SDM) kesehatan lainnya di tengah pandemi Covid-19. Menurutnya, aksi heroik dan dedikasi nakes serta SDM kesehatan lainnya merupakan makna sosok pahlawan dalam arti sesungguhnya di tengah pandemi Covid-19.

Keberadaan mereka, kata dia, sangat menentukan bagi penanganan pandemi di sektor hilir. Mereka harus bekerja meski dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dan risiko tinggi terpapar virus Covid-19. Bahkan, tidak sedikit Nakes termasuk SDM penunjang kesehatan yang gugur karena terinfeksi akibat berkorban menangani pasien Covid-19.

Karena itu, kata Safrizal, dedikasi tersebut menjadi dasar komitmen Kemendagri memprioritaskan dan memastikan pemberian insentif dan santunan kepada para nakes serta relawan agar dibayar secara penuh dan tepat waktu.

“Segera langsung lapor saya, jika gaji atau insentif tenaga kesehatan tidak diberikan atau telat,” kata Safrizal saat mewakili Menteri Dalam Negeri (Mendagri) pada acara “Pemberian Penghargaan Bagi Tenaga Kesehatan dan SDM Penunjang Tingkat Nasional Tahun 2021” secara hybrid di Ballroom Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Kamis (11/11/2021).

Safrizal menegaskan, dirinya tidak rela apabila insentif yang menjadi hak para Nakes dan SDM penunjang kesehatan tertunda, atau telat dibayarkan dengan alasan apa pun. Berdasarkan pengalamannya sebagai Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan, Safrizal mengaku paham betul pemberian insentif ini merupakan satu wujud rasa terima kasih dan apresiasi tinggi dari pemerintah kepada para pejuang kesehatan yang telah berkorban jiwa dan raganya selama pandemi.

Baca juga  Kemendagri Gelar Webinar Nasional “Pemilihan Kepala Desa Secara Elektronik Voting”

Safrizal yang juga Wakil Ketua Satgas Nasional Penanganan Covid-19 menjelaskan, Kemendagri terus mengasistensi pemerintah daerah untuk segera merealisasikan dana insentif para Nakes. “Dukungan tidak kalah penting ialah pemerintah daerah juga wajib mengalokasikan paling sedikit 8 persen APBD untuk penanganan Covid-19,” ujarnya.

Sampai saat ini, lanjutnya, berbagai penghargaan dari pemerintah daerah kepada para nakes sudah diberikan, misalnya berupa kenaikan pangkat, insentif, piagam penghargaan, dan santunan kepada Nakes yang telah gugur.

Selain itu, Safrizal menjelaskan pentingnya kolaborasi dalam menangani pandemi Covid-19. Menurutnya, kolaborasi merupakan kata kunci dari penanganan pandemi di Indonesia, sehingga dapat disebut sebagai salah satu negara terbaik dalam menangani pandemi menurut WHO.

“Nakes sebagai leading sector di hilir dibantu seluruh komponen masyarakat beserta TNI-Polri, Pemda, Satpol PP untuk mencegah penyebaran pandemi di sektor hulu, kolaborasi hulu (hingga) hilir ini menjadi strategi yang terbukti berhasil,” jelasnya.

Baca juga  Menteri PANRB: Identitas Digital Makin Mudahkan Masyarakat Urus Keperluan di Mall Pelayanan Publik

Di lain sisi, Safrizal berpesan, meski laju kasus pandemi Covid-19 di Indonesia terbilang landai, penerapan protokol kesehatan harus tetap dijalankan. Protokol kesehatan ini penting terlebih saat menghadapi libur Natal dan tahun baru, serta kemungkinan adanya mutasi virus baru.

Sebagai penutup, Menteri Kesehatan didampingi Dirjen Bina Adwil dan Juru Bicara Satgas Covid-19 yang hadir mewakili BNPB, menyerahkan penghargaan secara langsung kepada 20 perwakilan nakes dan SDM penunjang tenaga kesehatan.