AGRARIA.TODAY – Semua bermula dari tanah kembali ke tanah, karena tanah bukan hanya sekedar warisan tetapi juga sesuatu yang akan diwariskan bagi generasi emas yang akan datang maka negara diamanatkan konstitiusi untuk mengelola kekayaan gemah ripah loh jinawi untuk mensejahterakan rakyat. Betapa sangat pentingnya tanah bagi keberlangsungan hidup di muka Bumi Khatulistiwa.
Pada tahun 1996-1997 kisah nyata terbakarnya desa Daludalu di kecamatan Tambusai tempat kelahiran pahlawan nasional Tuanku Tambusai, peristiwa kejamnya modus mafia tanah dan lahan untuk menguasai tanah ulayat, masyarakat dan negara tersebut ditulis sastrawan Edi Ruslan PE Amanriza menjadi novel roman “Dikalahkan Sang Sapurba”
Hasilnya, novel tersebut mendapat apresiasi tinggi dari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) sebagai novel terbaik. Kemudian, novel tersebut didedahkan dalam cerita bersambung di Harian Kompas. Setelah itu, Datuk Sri Al Azhar ketua umum Yayasan Bandara Seni Raja Ali Haji (Bandar Serai) tahun 2003 memproduksi FTV “Dikalahkan Sang Sapurba” yang diperankan Eeng Saptahadi, Suhaila Salam (artis Singapura), Hendri Hendarto, Udin Semekot, Auni M Noor, Bens, Topan,V dengan mengambil setting ditempat kisah nyata itu terjadi dan ditayangkan TVRI tahun 2003.
Pada era Pemerintahan Presiden RI Ke-6 Jenderal TNI (Purn.) Susilo Bambang Yudhoyono, Menteri Kehutanan RI MS Kaban dengan didukung Kapolri Jenderal Polisi (Purn.) Sutanto telah memenjarakan pengusaha yang merusak tatanan kehidupan masyarakat kecamatan Tambusai dan membawa pelaku-pelaku illegal logging kemeja hijau.
Apabila tanah hendak dicangkul
Cangkullah dengan berhati-hati
Apakah amanah hendak dipikul
Pikullah dengan sepenuh hati
Pengabdian tanpa syarat siap melayani, gerak ke langkah pantun diatas ditindak lanjuti menteri ATR RI / Kepala BPN Nusron Wahid membangun komunikasi dengan Menhan RI Syafri Samsuddin, Jaksa Agung Sanitiar Burhanuddin, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto, Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo serta berkoordinasi dengan jajaran Kabinet Merah Putih untuk memberantas mafia tanah yang melibatkan 60% orang dalam.
Pada awal 2021 Presiden Republik Indonesia ke 7 telah memerintahkan membentuk Anti Mafia Tanah dan beragam slogan memberantas mafia tanah sudah berlalu, tibalah saatnya momentum “menabuh gendang perang bertalu-talu” untuk “mengalahkan Sang Sapurba” dan mensukseskan astacita Presiden Republik Indonesia Jenderal (Purn) Probowo Subianto tanah/lahan sepenuhnya untuk kesejahteraan bangsa.
Bahkan pada 19 Februari 2018 Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Siti Nurbaya telah meminta pendampingan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk menyita aset negara yang sudah berkekuatan hukum tetap, ada kekuatan apakah sampai saat ini negara belum bisa menyita aset yang merugikan 1.5 T pertahun, apakah “kura-kura di dalam perahu ada backing penguasa dan oligarki” begitu sulitnya menyita aset? Ungkapan bijak yang terkenal dari Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Presiden RI ke 4, “Gitu Aja Kok Repot”.
Tanah negeri yang subur ini mengilhami musisi legendaris Koes Plus untuk menciptakan lagu “Kolam Susu” dengan cuplikan lirik berikut ini: //Bukan lautan hanya kolam susu /kail dan jala cukup menghidupimu /tiada badai tiada topan kau temui /ikan dan udang menghampiri dirimu// //orang bilang tanah kita tanah surga/ tongkat kayu dan batu jadi tanaman/ orang bilang tanah kita tanah surga /tongkat kayu dan batu jadi tanaman//
Adapun, petuah bijak Maestro Sastra Raja Ali Haji tentu patut disimak dalam Gurindam 12 : //Raja mufakat dengan menteri /seperti kebun berpagarkan duri// //betul hati kepada raja /tanda jadi sebarang kerja// //hukum adil atas rakyat /tanda raja beroleh anayat// //kasihan orang yang berilmu /tanda rahmat atas dirimu// //hormat akan orang yang pandai// //tanda mengenal kasa dan cindai /ingatkan dirinya mati /itulah asal berbuat bakti// //akhirat itu terlalu nyata /kepada hati yang tidak buta//.
Tanah, lahan, tata ruang bagian penting mewujudkan kedaulatan pangan, ekonomi hijau, ekonomi biru, perdagangan karbon dan menangkal perubahan iklim. Dengan modal energi optimis Kabinet Merah Putih didukung para pejabat kementerian ATR/BPN, Kepala Bank Tanah, Ka Kanwil, Kantah BPN seluruh Indonesia, bahwasannya masyarakat menaruh harapan kepada Menteri ATR RI/Kepala BPN Nusron Wahid untuk menegakkan kepastian hukum untuk mengalahkan “Sang Sapurba – Sang Sapurba” Lainnya.