AGRARIA.TODAY – Perjuangan mengangkat harkat dan martabat perempuan yang dilakukan R.A. Kartini terus dilanjutkan perempuan masa kini. Salah satu caranya, dengan membangun kualitas bangsa untuk menciptakan generasi emas yang cerdas literasi di dalam keluarga. Ketika perempuan menjadi seorang ibu maka tidak hanya melahirkan, merawat, dan membesarkan anaknya, tetapi ibu juga menjadi agen utama untuk pendidikan sang anak.

Hal tersebut sejalan dengan tema peringatan Hari Kartini yang diselenggarakan oleh Indonesia Heritage Foundation (IHF), Organisasi Aksi Solidaritas Era (OASE) Kabinet Indonesia Maju, serta Dharma Wanita Persatuan (DWP) Ikatan Istri Karyawan dan Karyawati (Ikawati) Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), yakni Parenting Kartini Indonesia “Peran Ibu dalam Mewujudkan Generasi Cerdas Literasi” melalui pertemuan daring, Kamis (14/04/2022).

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyadari besarnya peran ibu dalam menumbuhkan minat baca dan kemampuan literasi. Sebab, dengan kedekatan yang telah terjalin sejak di dalam kandungan sampai besar akan berpengaruh pada proses belajar anak-anak tersebut. “Sejalan dengan yang pernah ditulis oleh Ibu Kartini, di pangkuan ibulah orang mendapatkan pendidikan pertama maka minat baca. Dan kemampuan literasi harus mulai dibentuk sejak dari rumah. Caranya adalah dengan menjadikan rumah kita sebagai lingkungan yang memerdekakan anak untuk membaca,” ujarnya.

Lebih lanjut Nadiem Anwar Makarim menjelaskan, Kemendikbudristek menyadari terdapat dampak mengkhawatirkan dari pandemi bagi pendidikan anak usia dini. Maka, pada bulan Februari lalu dikeluarkan kurikulum Merdeka. Kurikulum ini menekankan pada peningkatan literasi dan kekuatan karakter yang memberikan keleluasaan kepada guru untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih menyenangkan dan lebih tepat untuk murid. “Tetapi semua upaya transformasi ini hanya akan terwujud dengan adanya dukungan para orang tua, khususnya para ibu di seluruh Indonesia, yang telah diwarisi oleh Ibu Kartini untuk dapat mewujudkan generasi penerus yang cerdas literasi,” jelasnya.

Ketua Bidang Pendidikan Karakter Oase dan Pembina IKAWATI Kementerian ATR/BPN, Ratna Megawangi Sofyan Djalil mengatakan, kecakapan literasi memang sangat dibutuhkan di abad 21 ini. Abad di mana kemampuan berkomunikasi, membaca, menulis termasuk berpikir kreatif dan kritis dibutuhkan, agar anak mampu berkiprah di masa depannya kelak. “Sayangnya literasi di Indonesia itu masih rendah sekali. Ada data dari UNESCO bahwa indeks literasi Indonesia berada di-ranking 62 dari 70 negara. Bahkan data terbaru di tahun 2022 mengenai minat baca, kita skornya hanya 0,001 dengan artinya dari 1.000 orang di Indonesia ternyata hanya satu orang yang minat membacanya tinggi dan itu memang sangat mengkhawatirkan,” ungkapnya.

Baca juga  Cegah Potensi Kejahatan Pertanahan, Menteri AHY Resmikan Implementasi Sertipikat Tanah Elektronik di Provinsi Jawa Tengah

Ratna Megawangi Sofyan Djalil menambahkan, hal tersebutlah yang melatarbelakangi kegiatan ini. Dengan tema “Peran Ibu dalam Mewujudkan Generasi Cerdas Literasi”, ia berharap para orang tua dapat mengejar ketinggalan dengan ke depannya semakin peduli terhadap kemampuan literasi anak untuk dapat menghasilkan generasi cerdas literasi.

Hadir pula Ketua Umum DWP, Erni Tjahjo Kumolo yang menuturkan bahwa peran seorang ibu di masa lalu sangat berbeda dengan masa kini yang sarat akan perkembangan teknologi. “Keluarga di era saat ini lebih dituntut untuk paham teknologi, khususnya para ibu untuk mengimbangi anak yang sadar dengan teknologi digital. Hal ini sangat penting karena literasi digital adalah salah satu komponen literasi dasar yang dikembangkan oleh pemerintah dalam Gerakan Literasi Nasional,” pungkasnya. (TA/FT)

#KementerianATRBPN
#MelayaniProfesionalTerpercaya
#MajuDanModern
#MenujuPelayananKelasDunia