Jayawijaya – Provinsi Papua terkenal dengan masyarakat adat yang hidup dari bercocok tanam, bertani dan mengolah hasil hutan. Maka dari itu pemerintah ingin menjaga dan memastikan atas wilayah hutan yang dimiliki dapat dimanfaatkan dan diolah dengan baik guna menaikkan tingkat ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Papua.
“Di sini saya pikir tadi tidak ada petani, terus terang saja. Sekarang di sini sudah menjadi tradisi yang kuat, orang asli Papua bisa bertani, bercocok tanam di Lembah Baliem ini. Saya optimis pemberdayaan di sini bisa dan rasanya memang layak kita perhatikan secara lebih di Jayawijaya ini,” ungkap Wakil Menteri Agraria dan Tata Ruang/Wakil Kepala Badan Pertanahan Nasional (Wamen ATR/Waka BPN), Surya Tjandra saat mengunjungi masyarakat petani kopi di Distrik Pyramid, Kabupaten Jayawijaya, Kamis (28/01/2021).
Distrik Pyramid merupakan kawasan bekas rawan konflik dan medan perjalanan menuju ke sana tidaklah mudah. Namun hal tersebut tidak menyurutkan bagi Surya Tjandra untuk bertemu masyarakat di sana. “Harapan saya datang ke sini untuk belajar dan mendengarkan Ibu/Bapak, dan rasanya kami di pusat yang harus peduli,” ujarnya.
Selain pemberdayaan atas tanah milik masyarakat, pemerintah juga melakukan pemetaan khususnya di wilayah adat Papua. “Kita mulai pemetaan wilayah adat dulu, jadi Bapak Ibu tahu batas-batasnya. Sekarang dengan bantuan teknologi memakai koordinat, satelit supaya pasti. Kalau ada kepastian tanah ulayat dari Ibu Bapak maka kita bisa berikan sertipikat,” imbuh Surya Tjandra.
Bupati Jayawijaya, John Richard Banua menuturkan bahwa potensi pertanian kopi di Distrik Pyramid begitu baik. “Di Distrik Pyramid ini dapat menghasilkan kopi yang cukup bagus, satu minggu bisa sekitar 900 sampai 1 ton hasil dari kelompok tani kopi. Dan di sini mungkin masyarakat butuh sertipikat tanah untuk simpan pinjam kredit ke bank, karena mereka punya tanah yang banyak tetapi tidak punya kepastian dokumen yang asli,” tuturnya.
Distrik Pyramid memiliki 10 kampung yang mempunyai potensi pertanian yang produktif tetapi tidak dikelola dengan baik. “Kebun kopi ada beberapa kelompok tani yang tidak mengolah dengan baik. Tidak hanya kopi, ekonomi produktif seperti persawahan, perikanan, tidak dikelola dengan baik, contohnya kolam yang harusnya buat persawahan malah dialihfungsikan yang tidak semestinya,” kata Nius Tabone, Kepala Distrik Pyramid.
Kunjungan Wamen ATR/Waka BPN ke Distrik Pyramid didampingi oleh Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Papua serta Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Jayawijaya dan mendapat pengawalan ketat dari satuan TNI dan Kepolisian. (JR/RZ)
#KementerianATRBPN
#MelayaniProfesionalTerpercaya
#MajuDanModern
#MenujuPelayananKelasDunia