Jakarta – Entah disadari atau tidak, Generation Gap cukup sering terjadi dalam kehidupan masyarakat. Generation Gap merupakan fenomena yang disebabkan karena adanya perbedaan sikap antar individu yang berasal dari kelompok usia yang berbeda sehingga berpotensi menimbulkan konflik atau jarak. Hal itu biasanya disebabkan karena kurangnya pemahaman antar individu, seperti pada organisasi yang di dalamnya terdapat beberapa generasi dengan berbagai jabatan.
Menghadapi situasi organisasi dengan bermacam generasi antara lain individu kelahiran 1946-1964 (Baby Boomer), kelahiran 1965-1980 (Generasi X), kelahiran 1981-1994 (Generasi Y), dan kelahiran 1995-2010 (Generasi Z), Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) melalui Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) melaksanakan webinar dengan tema “Bridging The Generation Gap”, melalui video conference, Senin (07/09/2020).
Kepala PPSDM Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Anggara Hayun Anujuprana, menjelaskan bahwa perbedaan generasi di lingkungan pemerintah sangat memungkinkan terjadinya konflik. “Harus kita pahami bahwa tiap generasi memiliki karakter tersendiri dan bagaimana kita bisa menyesuaikan perbedaan yang ada. Konflik dapat terjadi disebabkan karena pola komunikasi, pola pikir, dan pola kerja yang berbeda maka sangat dibutuhkan adanya kolaborasi antar generasi,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kepala PPSDM Kemenparekraf yang dalam hal ini mewakili Wakil Menteri Parekraf, mengatakan jika komunikasi yang baik akan memperbaiki adanya masalah generation gap sehingga bisa tercipta kerjasama yang baik antar generasi di tempat kerja serta pekerjaan dapat berjalan efisien dan dirasakan oleh masyarakat Indonesia.
Ayu Nadiariyani, Kepala Sub Bagian Kerjasama Luar Negeri Kementerian ATR/BPN, yang juga selaku moderator dalam webinar menyampaikan bahwa dalam birokrasi sangat penting untuk menjembatani perbedaan mengenai generasi. “Kita harus menghindari ungkapan yang lebih tua lebih tahu, yang lebih muda tidak tahu. Kita harus menghindari persepsi seperti itu. Karena memang kita harus menerapkan semua murid adalah semua guru jadi siapapun itu harus sama-sama belajar,” ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala PPSDM Kementerian ATR/BPN, Deni Santo, menambahkan bahwa pada Kementerian ATR/BPN saat ini 40% karyawan berada di generasi Y. Sehingga dengan adanya kolaborasi antar generasi dapat mempercepat visi dan misi Kementerian ATR/BPN dapat terlaksana. Perbedaan antar lembaga diharapkan bukan sebagai penghambat organisasi tetapi bagaimana memajukan organisasi tersebut.
Webinar yang diikuti oleh Pejabat Pelaksana Golongan III dan II di lingkungan Kementerian ATR/BPN ini, diharapkan dapat memacu kemampuan beradaptasi dengan beragam pihak yang ditemui sehari-hari ketika bekerja. Juga dapat memahami dan menyesuaikan cara berkomunikasi antar generasi yang merupakan elemen krusial agar ide-ide sebagai milenial dapat diterima dengan baik. (TA)
#KementerianATRBPN
#MelayaniProfesionalTerpercaya