Purworejo – Presiden RI, Joko Widodo menyerahkan 3.800 sertipikat tanah di Gelanggang Olahraga (GOR) W.R. Supratman, Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa Tengah, Kamis (29/08). Pada kesempatan tersebut Presiden RI menyerahkan secara langsung kepada 12 orang perwakilan masyarakat.

Hadir dalam acara tersebut Ibu negara, Iriana Joko Widodo, beberapa Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Bupati Kabupaten Purworejo, Direktur Jenderal (Dirjen) Infrastruktur Keagrariaan, Kepala Kantor Wilayah BPN Provinsi Jawa Tengah, Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Purworejo dan tamu undangan lainnya.

Dalam sambutannya, Presiden mengatakan bahwa kegiatan penyerahan sertipikat tanah ini bukanlah kegiatan seremonial belaka. “Untuk itu mau saya hitung, coba diangkat tinggi-tinggi sertipikatnya. Jangan diturunkan dahulu,” kata Joko Widodo.

“Satu, dua, tiga, empat, lima, enam tujuh, delapan sembilan, sepuluh, sebelas, dua belas, seribu, tiga ribu delapan ratus. Benar. Yang hadir 3.800 orang. Ini membuktikan semua masyarakat yang hadir dapat sertipikat semua,” kata Presiden.

Kepada masyarakat yang hadir, Presiden Joko Widodo mengungkapkan bahwa sertipikat tanah merupakan tanda bukti hak atas tanah. Menurutnya, jika sudah punya sertipikat tanah masyarakat tidak perlu panik, karena berarti sudah memiliki bukti hukum. “Jika sudah pegang yang namanya sertipikat, tidak ada yang mengaku-aku tanah kita,” kata Presiden.

Baca juga  Pindahkan Ibu Kota, Presiden Jokowi Berkirim Surat ke DPR

Presiden menambahkan bahwa selain memberikan kepastian hukum, sertipikat tanah juga bisa memberikan modal usaha ataupun memperoleh tambahan modal usaha. Namun, hendaknya dihitung secara matang.

Pada kesempatan tersebut juga, Presiden berinteraksi dengan masyarakat. Tri Nurul Hayati, salah seorang penerima sertipikat tanah mengatakan kepada Presiden bahwa ia ingin mengagunkan sertipikat tanahnya ke bank. “Saya ingin meminjam 50 juta rupiah pak ke bank untuk mengembangkan usaha saya,” kata Tri Nurul Hayati kepada Presiden.

Tri Nurul Hayati mengungkapkan bahwa ia bersama suaminya menjual sepatu kerja keliling dari kantor ke kantor.

Lebih lanjut, menurut Presiden, masyarakat harus mengalkulasi dengan matang apabila ingin menjaminkan sertipikat tanahnya ke bank. Kemudian ia bertanya kepada Tri Nurul Hayati yakni uang 50 juta rupiah tersebut akan digunakan untuk apa. “Saya gunakan untuk membeli mobil pak, tapi mobil ini saya gunakan untuk mendukung usaha jual sepatu tadi,” jawab Tri Nurul Hayati kepada Presiden.

Baca juga  Kementerian ATR/BPN Revisi Jenis dan Tarif PNBP dalam rangka Perubahan Organisasi serta Peningkatan Layanan Berbasis Digital

Presiden pun mengangguk. Ia sependapat dengan Tri Nurul Hayati. Menurutnya perencanaan Tri Nurul Hayati sudah tepat. “Saya setuju dengan hal ini. Beli mobil untuk dukung mobilitas usaha. Tapi saya ingatkan kembali, jangan untuk muter-muter kampung,” pesan Presiden.

Usai berdialog dengan Presiden, Tri Nurul Hayati berhasil menyebutkan 5 (Lima) Sila dalam Pancasila sehingga mendapat sepeda serta foto tanda kenang-kenangan dari Presiden. (RH/WN/TA/AM).