Saat ini kita berada di zaman dimana Revolusi Industri 4.0 baru saja dimulai, dimana penerapan konsep automatisasi dilakukan oleh mesin tanpa memerlukan tenaga manusia dalam pengaplikasiannya. Maka diperkirakan pada Era Industri 4.0 ini, 70% – 80% jenis pekerjaan yang ada pada saat ini, diprediksi akan hilang dalam waktu 20 tahun ke depan.

Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR)/Kepala Badan Pertanahan Naional (BPN) Sofyan A. Djalil mengatakan untuk menghadapi Era Industri 4.0, Sumber Daya Manusia (SDM) di masa ini sangat memerlukan fungsi otak yang optimal, diantaranya harus berpikir kreatif, dapat memecahkan masalah, berkomunikasi yang baik secara verbal dan non verbal, dapat berkolaborasi dan berkoordinasi dengan baik serta memiliki passion.

“Fungsi otak manusia harus diubah, karena yang Indonesia butuhkan saat ini adalah orang-orang yang kreatif,” ujarnya di depan 251 wisudawan/wati pada saat memberikan orasi ilmiah pada Sidang Senat Terbuka Wisuda XXI Universitas Al Azhar Indonesia Semester Genap 2018/2019 di Aula Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Jakarta, Sabtu (24/08).

Lebih lanjut, Sofyan A. Djalil juga berpendapat bahwa kreatifitas terbentuk sesuai dengan perkembangan struktur otak sejak usia dini. Menurutnya jika seseorang mengalami trauma sejak usia dini akan membentuk emosi negatif yang berakibat individu tersebut lebih suka melakukan hal-hal negatif seperti berbohong, antipati, pesimis, dan sebagainya. “Oleh sebab itu hindari pola asuh dan pola didik yang menimbulkan emosi negatif agar karakter mulia dapat terbentuk,” ucapnya.

Lain halnya dengan individu yang sejak dini memiliki cinta dan kasih sayang dari lingkungan sekitar, maka yang terbentuk adalah emosi positif. Seseorang dengan emosi positif akan lebih berempati, optimis, dan suka melakukan hal-hal positif termasuk dalam hal menganalisa setiap kejadian yang dialaminya. “Dalam keseharian kita pasti menemukan masalah, dengan emosi positif seseorang dapat menganalisa bagaimana kita mampu menjawab masalah dengan kreatifitas yang kita miliki,” tutur Sofyan A. Djalil.

Baca juga  Inovasi SICAKEP 2.0 Menuju Birokrasi 4.0

“Emosi positif sangat berperan penting bagi kapasitas internal seseorang, karena pendidikan merupakan bekal awal bagi setiap orang yang akan menghadapi dunia luar dan dari pola didik seseorang yang diterima sejak dini secara positif akan mengoptimalkan fungsi otak serta dapat menumbuhkan kreatifitas maupun passion untuk berbisnis ataupun profesi lainnya,” tambahnya.

Di akhir kesempatan Sofyan A. Djalil berpesan agar para wisudawan/wati yang nantinya akan atau sudah menjadi profesional di bidang apa pun agar memiliki passion, sifat rendah hati, dapat berkolaborasi, jujur, jangan takut dikritik dan yang terpenting menanamkan karakter added value. “Karena sampai saat ini, dimana pun saya berada saya harus menciptakan nilai tambah,” tutupnya. (LS/AM)