Arus revolusi industri 4.0 yang serba digital seperti saat ini tak bisa dibendung, termasuk oleh para penyelenggara negara atau Aparatur Sipil Negara (ASN). Sistem atau teknologi pelayanan publik ke depannya tak boleh lagi sebatas pertemuan fisik, namun pelayanan bisa dilakukan dari manapun.
Hal ini disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Himawan Arief Sugoto dalam acara Youth Forum Discussion di Brewerks Restaurant, Senayan City, Jakarta, Rabu (31/07).
Lebih lanjut Himawan Arief Sugoto mengatakan dalam forum diskusi tersebut, “Ini merupakan forum yang bagus, ASN muda inilah yang akan menjadi pemimpin ke depannya, bangunlah karier dengan bagus.”
Youth forum seperti ini baru pertama kali dilaksanakan oleh Kementerian ATR/BPN dan merupakan inisiatif dari Bagian Hubungan Masyarakat. Sebagai upaya untuk mensosialisasikan program kegiatan pemerintah di bidang pertanahan dan tata ruang serta mendekatkan diri kepada kaum milineal yang juga merupakan ASN muda di Kementerian/Lembaga.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Pusat Pengembangan Sumber Daya Manusia (PPSDM) Kementerian ATR/BPN Virgo Eresta Jaya, menegaskan jika sekarang ini ASN harus berani salah, harus jujur dan mengakui kesalahan yang telah diperbuat. “Di ASN banyak yang takut salah, pola pikir saya selama tidak salah maka akan saya lakukan, saya akan melakukan apa saja selama tidak dilarang. Kita harus berlatih membuat keputusan yang cepat dan jangan takut salah,” kata Virgo Eresta Jaya.
Tambahnya, bahwa nantinya core business adalah komunikasi. “Ke depannya bukan tidak mungkin core business kita adalah informasi, karena kita memiliki banyak data, mungkin ke depan dapat diklasifikasikan pangsa tanah yang digemari anak muda,” ungkap Virgo Eresta Jaya.
Hadir pula Annisa Dasuki, seorang jurnalis dan presenter tv yang juga moderator pada Debat Capres Kedua. Annisa sangat mengapresiasi dengan adanya forum diskusi ini. Ia menambahkan jika semua anak muda atau ASN muda harus tahu cara berbicara agar dapat didengar orang. “Semua orang dapat berbicara tapi tidak semua orang tahu cara berbicara. Tujuh puluh persen populasi di dunia takut berbicara di depan umum,” ujar Annisa Dasuki.
Annisa Dasuki menjelaskan jika kunci ketika berbicara di depan umum adalah bukan bagaimana anda menampilkan data yang bagus akan tetapi bagaimana audience mengerti apa yang anda sampaikan.