Dinamika perubahan demografi dan perkembangan teknologi yang cepat juga memberi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing. Merespons berbagai tantangan di atas, upaya pembangunan SDM dilakukan Pemerintah Indonesia secara holistik dan terintegrasi.

Menteri Bambang menegaskan bahwa penyediaan pelayanan dasar dan perlindungan sosial, pemerataan layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas, serta pengembangan IPTEK dan inovasi menjadi prasyarat keberhasilan untuk mewujudkan SDM yang andal, adaptif, kreatif, dan inovatif.

Membangun kesiapan SDM juga perlu diiringi dengan upaya penguatan sektor-sektor produktif agar dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya kepada masyarakat sehingga pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan dapat diatasi.

Menteri Bambang juga menyampaikan apresiasi atas antusiasme dan respons positif dari berbagai elemen masyarakat yang telah menyumbangkan buah pemikirannya melalui Call for Submissions IDF 2019.

Dalam waktu kurang lebih tiga bulan telah diterima 542 proposal berupa makalah, paparan singkat, pertunjukan seni budaya, dan ide kreatif lainnya melalui situs IDF 2019.

Dari jumlah tersebut, terdapat 40 peserta dari berbagai latar belakang berhasil lolos seleksi dan berkesempatan hadir, serta mempresentasikan karyanya dalam sesi-sesi IDF. Selain itu, 668 dari 1.500 target peserta adalah pemuda.

“Enam puluh lima dari 910 kalangan pemuda yang mendaftar untuk menjadi relawan juga terpilih untuk mendukung penyelenggaraan IDF 2019. Kami melihat minat dan potensi pemuda yang besar untuk turut berkontribusi dalam forum pembangunan ini. Secara langsung dan tidak langsung, mereka terlibat dalam diskusi tentang berbagai gagasan inovatif dan menyentuh berbagai aspek krusial sesuai dengan sub tema yang dibahas dalam IDF tahun ini. Berbagai gagasan dan inovasi yang berhasil ditampung dalam seluruh rangkaian IDF akan kami himpun menjadi bahan masukan dalam penyusunan rencana pembangunan nasional, khususnya penyusunan strategi nasional penciptaan lapangan kerja,” jelas beliau.

Baca juga  Wujudkan Pembangunan Rendah Karbon, Bappenas Libatkan Mitra Pembangunan, Komunitas Peduli Lingkungan Hingga Milenial

Tidak seperti forum pada umumnya, IDF 2019 ini tidak menggunakan komunikasi satu arah. Peran pembicara adalah pemantik diskusi dan seluruh peserta akan berkontribusi dalam memberikan masukan bagi kebijakan.

Format diskusi yang digunakan adalah: World café, fish bowl, conversation café, serta pasar ide dan inovasi untuk mempertemukan para inovator dengan penggunanya. Perekam grafik juga digunakan untuk menangkap gagasan peserta selama diskusi berlangsung.

“Untuk pertama kalinya IDF 2019 merancang dua inovasi baru, yaitu Sesi Inclusive Digital Economic Accelerator Space atau IDEAS dan Sesi Khusus Provinsi.  Sesi IDEAS diselenggarakan untuk memberi ruang bagi lebih dari seratus start up, inkubator, akselerator, dan investor yang diundang untuk berinteraksi dan berkolaborasi. Sesi IDEAS diharapkan dapat mendukung tumbuhnya ekosistem kewirausahaan di Indonesia. Untuk Sesi Khusus Provinsi, IDF 2019 memilih Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk menjadi provinsi percontohan pertama. NTT dipilih karena memiliki keunggulan komparatif yang potensial untuk dikembangkan. Sesi Khusus NTT nantinya akan menghadirkan pembicara langsung dari NTT untuk bisa berbagi praktik terbaiknya dan membangun solusi atas tantangan pembangunan di NTT,” pungkas Menteri Bambang.