Cenderawasih burung elok nan rupawan yang merupakan ikon tanah Papua selalu menarik untuk diperbincangkan. Bagaimana tidak, burung yang memiliki corak warna yang mencolok nan indah tersebut kini semakin sulit dijumpai di alam bebas. Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BP2LHK) Manokwari melalui penelitinya melakukan kegiatan pengamatan satwa liar khususnya Burung Cenderawasih di daerah Kampung Bondopi, Distrik Amberbaken Barat, Kabupaten Tambrauw.

Untuk menuju lokasi penelitian tidaklah begitu mudah karena harus melewati medan darat yang cukup berat, perjalanan dilakukan menggunakan mobil double kabin 4WD dengan waktu tempuh sekitar 5-6 jam melewati sungai lebar berbatu dan sebagian kecil jalan beraspal yang rusak. Selain itu juga medan terjal berliuk mengitari gunung yang hanya bisa dilewati 1 kendaraan dan harus bergantian lewat apabila berpapasan, dengan memberi kode klakson dr bagian atas/bawah gunung.

Sedangkan untuk menuju lokasi survey dari kampung terakhir Kampung Bondopi, distrik Amberbaken Barat, Kab. Tambrauw, sekitar 7 – 8 km dengan berjalan kaki menyusuri jalan datar – bergelombang ringan, tepi pantai, jalan kampung, tepian sungai, menyeberangi sungai maupun mendaki gunung dengan elevasi 50 – 75 derajat.

Baca juga  Mencegah Gajah Mati Meninggalkan Film

Setelah sampai lokasi penelitian barulah peneliti BP2LHK Manokwari beserta teknisi dan masyarakat adat setempat melakukan kegiatan pengamatan. Tujuan dari kegiatan penelitian kali ini adalah Pengamatan populasi burung Cenderawasih, analisa vegetasi terkait pohon tempat bermain dan bercumbu burug cenderawasih, serta pengamatan perilaku burung cenderawasih.

Kegiatan yang dilakukan selama 8 hari sejak tanggal 11 Juli sampai dengan 18 Juli tersebut ditemukan burung cenderawasih jantan sebanyak 5 ekor (3 jantan dewasa, 2 jantan muda) dan betina 7 ekor. Pengamatan hanya memungkinkan pada 1 lokasi karena wilayah topografi yang tidak memungkinkan.

Pada kesempatan inin peneliti BP2LHK Manokwari melalui Richard Gatot Nugroho Triantoro juga memberikan sedikit penyuluhan tentang upaya konservasi burung cenderawasih dari perburuan dan perdagangan liar. Masyarakat adat pun menyambut baik kegiatan ini dan berniat melakukan SASI (larangan perburuan) perburuan burung cenderawasih di hutan adat mereka setelah melihat langsung dilapangan dan ancaman populasinya kedepan.

Gatot berharap populasi terjaga bahkan bisa meningkat dari kegiatan tersebut yang menimbulkan kesadaran masyarakat adatakan pentingnya menjaga/melindungi cenderawasih, guna memperluas peluang ekowisata kedepannya untuk peningkatan taraf perekonomian masyarakat.

Baca juga  Kunjungi Lokasi Karhutla, Presiden Tekankan Pentingnya Aspek Pencegahan Karhutla

Diwaktu dan tempat terpisah kepala BP2LHK Manokwari Yoyok Sigit Haryotomo, juga berpesan kepada peneliti untuk selalu memberi edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya kelestarian satwa liar yang sudah hampir punah. “Bangunlah ikatan emosional dengan masyarakat adat, itu akan mempermudah kita mendapatkan informasi penting tentang satwa liar” pungkas Yoyok. (YSH&YB)