Bitung, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Rabu 29 Agustus 2018. Membangun kemitraan dengan masyarakat merupakan salah satu model pengelolaan yang didorong untuk lebih dikedepankan para Kepala Balai Besar/ Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Kepala Balai Besar/ Balai Taman Nasional di seluruh Indonesia dalam kerjanya.

Hal ini terungkap dalam Sarasehan Kepala UPT Direktorat Jenderal KSDAE KLHK dalam rangkaian acara Peringatan Puncak Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) di TWA Batu Putih, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Rabu (29/8).

Dengan potensi kawasan konservasi seluas 27,14 juta hektar, pengelolaan tingkat tapak dengan model kemitraan masyarakat akan semakin memperkuat proses menjaga dan memelihara keberadaan kawasan konservasi yang selama ini sudah berjalan.

Keberadaan masyarakat yang tinggal di sekitar atau di dalam kawasan konservasi harus dipandang sebagai mitra strategis dalam menjaga sumber daya alam, yaitu dengan pola pemanfaatan yang bertanggung jawab. Pemerintah selaku pemegang yuridiksi pengelolaan kawasan harus lebih banyak turun ke lapangan bertemu dan mendengarkan aspirasi masyarakat agar pengelolaan kawasan lebih baik.

“Kepala Balai Besar/ Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam dan Kepala Balai Besar/ Balai Taman Nasional jangan pelit dalam memberikan nomor handphone-nya. Harus dibagikan setiap diadakannya forum-forum dengan masyarakat atau forum-forum lainnya,” tegas Wiratno, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE). [majalahagraria.today]