Sebagai bagian dari proyek penelitian, siswa kelas delapan di distrik Payatas, utara ibukota Manila, seperti dilaporkan Reuters, dikutip Kamis, berkumpul dan mengeringkan kotoran anjing.
Mereka kemudian mencampurkannya dengan bubuk semen yang dicetak menjadi “batu bata bio”.
“Jalanan kami akan benar-benar dibersihkan,” kata Mark Acebuche, penasihat kelas sains siswa.
Acebuche berharap pemerintah atau perusahaan lokal dapat memberikan sponsor untuk penelitian siswa demi membantu meningkatkan produksi.
Tidak ada regulasi khusus mengenai kepemilikan anjing di Filipina dan aturan untuk memelihara hewan peliharaan hanya diterapkan secara longgar. Ketiadaan aturan itu berujung pada peningkatan jumlah anjing liar.
Para siswa mengatakan “batu bata bio” mereka ideal untuk bahan konstruksi trotoar atau struktur kecil seperti dinding halaman belakang. Setiap batu bata mengandung 10 gram kotoran anjing dan 10 gram bubuk semen, serta memiliki bau samar yang menurut mereka akan memudar seiring waktu.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com