Sejak 2014 kawasan perhutanan di wilayah Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta ini menjadi magnet pelancong baik domestik maupun mancanegara. Satu hal unik dari Desa Kalibiru — kini menjadi Desa Wisata Kalibiru — adalah panoramanya.

Dari sudut tertentu, sesuai pemilihan lokasi (spot) berswafoto, para pengunjung bisa melihat hamparan hutan berlatar cantik Waduk Sermo dan anggunnya Bukit Menoreh. Untuk mendapat view terbaik, pengelola menyiapkan 7 ‘menara pandang’ yang membuka mata saat kita berada di puncaknya.

Deretan pohon pinus tampak menjulang di tepi jurang, udara segar menyesap terhirup. Berlama-lama di sana sangat mengasyikkan, melepaskan beban fikiran. Bagi yang baru ‘jadian’ atau pun mereka yang mempersiapkan pernikahan, lokasi ini kerap jadi tempat ideal foto-foto pra wedding.

Jika beruntung dan tepat waktunya sampai ke Kalibiru, pengunjung bisa mengambil momen sore hari. Saatsaat menjelang senja itulah, semesta syahdu seakan menyatu dalam jiwa. Tidak ada yang melewatkan momen ini dengan membiarkannya berlalu begitu saja.

Para pelancong biasanya sangat piawai dalam mencuri momen, dan menyebarkan foto-foto mereka dari gadget ke jagad maya. Jika datang ke lokasi ini pagi hari juga mengasyikkan. Warna air Waduk Sermo bersemburat biru keunguan. Pilihan atraksi di kawasan wisata yang memanjakan mata ini adalah Flying Fox dan High Rope.

Dengan wahana outbond pemacu adrenalin ini, Anda bisa meluncur sambil menikmati keindahan pemandangan alam sekitar. Arena flying fox di sini ada beberapa pilihan ketinggian, yakni jalur 50 meter dan 85 meter. Sekali meluncur biayanya cukup murah, sekitar Rp10.000 untuk dewasa dan Rp 5.000 untuk anak-anak.

Baca juga  China Open 2019, Rinov/Pitha akui Tan/Lai lawan yang cukup berat

Ada juga jalur trekking dengan rute dan panjang jalur yang bisa disesuaikan kebutuhan. Jarak dekatnya sekitar dua hingga tiga kilometer, dan jarak jauhnya empat sampai lima kilometer. Menelusuri jalur trekking ini gratis. Kalibiru bisa ditempuh melalui dua rute, yaitu rute Sermo dan Clereng. Kedua rute sudah berjalanan aspal yang memadai dan bisa dilalui kendaraan roda empat non bus, juga sepeda motor. Paling ideal adalah menggunakan kendaraan sendiri atau mobil sewaan, dan pastikan kendaraan dalam kondisi prima, terutama pada rem. Banyak tanjakan curam dan tikungan tajam.

RUTE SERMO

Rute ini menjadi favorit para traveller, karena juga bisa melihat keindahan Waduk Sermo dan alam sekitarnya. Dari arah Jogja bisa menempuh jalur via Sentolo – Pengasih – Alun Alun Wates – RSUD Wates – Beji – Sermo – Kalibiru. Dari Kota Jogja setelah melewati jembatan Bantar (berupa tiga jembatan panjang berjajar), tiga kilometer di depan akan menemukan Stasiun Sentolo. Ikuti saja petunjuk jalan ke arah kanan, menuju Pengasih – Wates.

RUTE CLERENG

Untuk yang perlu cepat sampai, bisa menempuh rute Clereng menuju Kalibiru. Medannya juga tidak seberat jika lewat Waduk Sermo. Dari Kota Jogja, harus mengambil jalur yang sama, yakni Sentolo – Pengasih, hanya saja di perempatan Jamu ambil arah kanan, menuju Clereng – Kalibiru.

Jika sampai di pasar (kecil) Clereng, 300 meter dari sana akan ada patokan berupa jembatan yang berada tepat di tikungan. Sekitar 20 meter setelah jembatan ada papan petunjuk jalan kecil yang menunjukkan belok ke kiri menuju Kalibiru. Tiket masuk Kalibiru sangat murah, Rp 3.000 per orang. Biaya parkir motor Rp 2.000 dan mobil Rp 5.000 saja.

Baca juga  Pebalap MTB untuk SEA Games tak terpengaruh pergantian pelatih

Desa Wisata Kalibiru merupakan pengembangan dari kawasan Wisata Alam Kalibiru yang sebelumnya dianggap belum menampilkan budaya dan kehidupan masyarakat lokal. Melalui proses panjang pengelolaan kawasan hutan negara itu menjadi Hutan Kemasyarakatan (HKm) yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat setempat.

Sementara Izin Pemanfaatan HKm juga tidak bisa dilepaskan dari Sejarah Hutan Negara yang ada di wilayah ini, karena keberadaan Hutan Negara menyimpan banyak cerita yang cukup mengesankan, khususnya bagi penduduk di sekitarnya. Izin Usaha Pemanfaatan HKm di Kabupaten Kulon Progo dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung (HL) dan Hutan Produksi (HP) seluas keseluruhan kira-kira 200 Ha dari keseluruhan luas Hutan Negara 1.045 Ha.

Izin Usaha Pemanfaatan HKm (IUPHKm) untuk jangka panjang (35 tahun) diberikan oleh Pemerintah kepada 7 (tujuh) Kelompok Tani HKm sejak 2007.(TEGUHIS)