Sebelas tahun sudah berlalu Chrisye kembali keharibaanNya. Penyanyi legendaris lagu lagu popular Indonesia itu tak ingin segera berlalu nama dan karya-karyanya dari ingatan dan pendengaran pecinta lagu-lagu Indonesia.”Inilah cara saya mengekalkan nama dan lagu-lagu Chrisye,”ujar Farry Musyidan Baldan, penggemar Chrisye, dalam peluncuran buku 11 Tahun Kangen Chrisye, Kumpulan Tulisan Jurnalis Tentang Chrisye, di kawasan Blok M,Jakarta, (17 September 2018).
“Apa yang kami lakukan ini merupakan ekspresi ini mungkin bercampur dengan ketidak relaan kami, jika Chrisye menghilang begitu saja dari ingatan masyarakat dan pecinta musik Indonesia. Karena kami ingin menyampaikan pesan bahwa Indonesia pernah memiliki salah seorang penyanyi legendaris bernama besar Chrisye. Karena dalam music Indonesia Chrisye adalah sesuatu,” ujar Ferry yang juga Ketua Komunitas Kangen Chrisye (K2C).
Pembuatan buku mengenang Chrisye adalah salah satu upaya yang dilakukan oleh mantan Menteri ATR/BPN ini. Cara Ferry yang lain adalah mengadakan temu secara berkala di berbagai tempat, seperti Jakarta dan Bandung di Karaoke, Kafe dan lokasi lainnya untuk mnyanyikan atau memperdengarkan lagu-lagu Chrisye.
Acara peluncuran buku dimoderatori oleh pengamat music Bens Leo, dan dihadiri, Damayanti Noori, istri almarhum. Yanti, sapaan wanita Minang yang dinikahi Chrisye itu menyambut baik upaya Ferry Mursyidan Baldan.Pada kesempatan ini Yanti menyarankan agar buku-buku tentang Chrisye yang dterbitkan oleh Komunitas Kangen Chrisye (K2C), dan Ferry di sana selaku ketuanya, mengirimkan buku-buku tersebut ke Museum Musik Dunia, yang belokasi di kota Batu, Jawa Timur.
Buku Chrisye, dengan judul 11 Tahun Kangen Chrisye sendiri, merupakan kumpulan tulisan jurnalis peserta lomba penulisan mengenai Chrisye pada peringatan waftanya penyanyi berdarah Cina –Sunda itu yang ke sepuluh tahun.
Dari ajang lomba itu terkumpul 29 tulisan jurnalis yang kemudian dibukukan oleh tim yang dibentuk Ferry Mursyidan Baldan terdiri dari jurnalis seniorNini Sunny, Indrawan Ibonk, Muhammad Ihsan, Dudut Suhendra Putra dan Jufendi. Buku bersampul wajah Ferry dicetak hitam putih dan berisi 224 halaman. Desain grafis cover dikerjakan Ario Padma Baskoro. [Didang | Agraria Today]