Sejak tahun 2016, pria yang kini mengambil jurusan periklanan di salah satu perguruan tinggi swasta kawasan Jakarta itu memproduksi animasi “Dalang Pelo” mulai dari dubbing, menggambar, editing video dan mempublikasikannya seorang diri laman Instagram.
“’Dalang Pelo’ dibuat tahun 2016, saat masih kelas 1 SMK. Aku awalnya enggak tahu apa-apa soal animasi tetapi suka menggambar. Pertama kali posting di Instagram,” ujar dia di sela acara Bekraf Animation Conference (BEACON) 2019 di Jakarta, Sabtu.
Bukannya semata ingin mandiri, Acil mengatakan belum menemukan partner kerja yang pas untuknya.

Menurut dia, kebanyakan orang yang datang padanya sebatas ingin membantu sebagai pengisis suara. Sementara Acil membutuhkan sosok yang juga mampu membuat animasi seperti dirinya.
Kelak, dia ingin bekerja dalam tim sehingga bisa mengiyakan berbagai tawaran kerja sama yang datang padanya, salah satunya dalam produksi komik “Dalang Pelo”.
Soal genre animasi, pria yang mengaku pendiam itu akan terus fokus berada pada jalur hiburan walau mungkin nantinya menambahkan unsur horor atau romansa khas anak muda.
“Di Indonesia kan orang-orangnya suka yang lucu-lucu. Aku lebih fokus pada yang hiburan, walau nantinya bisa dimasukkan unsur horor, cinta-cintaan, mistis,” kata Acil.
Sambil menanti impian kerja bersama tim terkabul, dia berencana terus merapikan konten, termasuk dari sisi gayanya menggambar karakter dan frekuensi perilisan konten.
“Mungkin dari style gambar dan background jadi lebih simpel dan lucu. Lalu gerakan enggak kaku. Berharap biar konten bisa keluar dua kali dalam seminggu. Sekarang baru bisa seminggu sekali,” kata dia.
“Dalang Pelo” menghadirkan empat tokoh utama yakni Acil, Leri, Monyet dan Om Gepeng yang terlibat dalam berbagai kejadian yang tak jarang mengundang tawa atau bahkan gelengan kepala para penontonnya.
Animasi ini sudah memiliki sekitar 3,9 juta pengikut di laman Instagramnya dan 1,6 juta pelanggan di laman YouTube.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com