“Aku belajar bahasa Korea di situ. Bahasa Prancis lebih gampang dari Korea,” tutur Shandy di Jakarta, Kamis (29/8).
Shandy berperan sebagai pemandu wisata bernama Diah yang kehilangan penglihatan setelah putus dari kekasihnya Jun-Ho (Chae in woo) dalam “Cinta Itu Buta”. Gadis itu kehilangan semangat hidup hingga bertemu dengan Nik (Dodit Mulyanto) yang pantang menyerah untuk membuatnya bahagia.
“Cinta Itu Buta” adalah adaptasi dari film Filipina “Kita-Kita” yang disutradarai Sigirid Andrea Bernardo dan dibintangi Alessandra de Rossi dan Empoy Marquez.
Dalam versi Filipina, dua sejoli itu banyak berinteraksi di Jepang. Sedangkan film versi Indonesia lokasi syuting diganti menjadi kota Busan, Korea Selatan. Itulah alasan mengapa ada dialog-dialog Shandy yang menggunakan bahasa Korea.
Shandy harus tampil meyakinkan sebagai orang yang kehilangan panca indera. Dia harus memahami beda gerak-gerik penyandang tuna netra sejak lahir dengan orang yang baru saja kehilangan penglihatan.
Perempuan kelahiran Jakarta itu justru menonjolkan karakter Diah dalam pergulatan emosional serta adaptasi ketika indera penglihatannya tidak lagi berfungsi.
Ketika kabar dirinya dipasangkan dengan Dodit Mulyanto dalam film merebak, warganet heboh dan membanjiri kolom komentar di media sosial Dodit.
Shandy memuji akting Dodit yang alami meski harus keluar dari zona nyaman seorang komika yang sebelumnya hanya mendapat peran-peran pendukung dalam berbagai film.
“Dia fleksibel, gampangan,” ujar Shandy berseloroh. “Chemistry dapat, chill… Banyak adegan mesra, tapi dia in character banget,” tutur Shandy.
“Cinta Itu Buta” disutradarai oleh Rachmania Arunita, penulis novel “Eiffel I’m In Love”. Film itu akan tayang mulai 10 Oktober 2019.
Selain di Indonesia, “Cinta Itu Buta” juga tayang di Malaysia, Singapura dan Filipina.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com
