Dia bersama kontestan dari Puerto Rico Madison Anderson dan Meksiko, Sofia Aragon ditanyai mengenai hal penting yang diperlu diberikan untuk para perempuan muda saat ini.
Tunzi menjawab, “Aku pikir hal terpenting yang bisa kita ajarkan kepada para perempuan muda saat ini adalah kepemimpinan. Ini adalah sesuatu yang telah lama hilang dalam diri para wanita muda dan wanita, ” kata dia.
“Bukan karena tidak ingin, tetapi karena apa yang telah dicap oleh masyarakat pada wanita. Aku pikir kita adalah makhluk paling kuat di dunia,” sambung Tunzi.
Dia melanjutkan, “Kita harus diberi setiap kesempatan. Dan itulah yang seharusnya kita ajarkan kepada gadis-gadis muda ini. Tidak ada yang lebih penting daripada mengambil peran di masyarakat,”.
Kemudian, sebagai pernyataan terakhirnya, Tunzi mengajak semua orang terutama anak-anak tidak lagi mempersoalkan kecantikan dari penampilan semata.
“Aku tumbuh di dunia dengan para perempuan yang sama sepertiku dan jenis rambut serta kulitku tidak pernah dianggap cantik,” jelas Miss Afrika Selatan 2019 itu.
“Dan aku pikir hal itu harus berhenti sekarang. Aku ingin anak-anak melihatku, wajahku dan aku ingin mereka melihat wajah mereka tercermin di wajahku,” sambung dia.
Usai pembawa acara Steve Harvey mengumumkan namanya sebagai ratu sejagat tahun ini, Tunzi yang berdiri berhadapan dengan wakil dari Puerto Rico Madison Anderson langsung menutup wajahnya dengan kedua tangan,
Dia menyembunyikan senyum bahagia di balik kedua tangannya. Anderson lantas memeluk Tunzi yang tampak masih merasa tak percaya dengan kemenangannya itu.
Miss Universe 2018, Catriona Gray lalu menyerahkan mahkota Miss Universe 2019 kepada Tunzi yang saat itu mengenakan gaun bernuansa warna biru dan emas.
Miss Universe tahun ini melibatkan 90 negara, termasuk Indonesia yang diwakili Frederika Alexis Cull. Sayang, langkah Putri Indonesia 2019 itu terhenti di babak 10 besar.
Artikel ini dikutip dari Antaranews.com